MAKALAH
MANUSIA
SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU
DAN
NAMA : AGNES ASETIAWAN
NPM : 50415621
KELAS : 1IA14
MK : ILMU SOSIAL DASAR
FAKULTAS : TEKNIK INDUSTRI
KATA PENGANTAR
Latar Belakang
Segala puji
dan syukur kami panjatkan kepada allah swt, karena atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka kami
boleh menyelesaikan sebuah tugas soft skill ini dengan tepat waktu. Berikut ini
adalah tugas soft skill dengan judul “Manusia sebagai mahluk sosial”, yang
menurut kami dapat memberikan manfaat besar bagi kita untuk di pelajari. Melalui
kata pengantar ini tugas ini lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman
bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada penulisan yang kami buat kurang
tepat atau menyinggung perasaan pembaca. Dengan ini kami mempersembahkan
Makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga allah swt memberkahi
Makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat. Aaaaminn
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………….
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………………………….
1.1 LATAR
BELAKANG…………………………………………………………………………..
1.2 RUMUSAN
MASALAH……………………………………………………………………..
1.3 TUJUAN PENULISAN MAKALAH………………………………………………………
1.4 MANFAAT PENULISAN
MAKALAH…………………………………................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA LANDASAN TEORI……………………………………..
BAB IIIPEMBAHASAN……………………………………………………………………………
BAB IV PENUTUP…………………………………………………………………………………
4.1
KESIMPULAN………………………………………………………………………………….
4.2
SARAN……………………………………………………………………………………………
4.3
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………….
BAB 1 PENDAHLUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Pada
dasarnya manusia adalah sebagai mahluk individu yang unik, berbeda antara yang
satu dengan lainnya. Scara individu juga, manusia ingin memenuhi kebutuhan
masing- masing, ingin merealisasikan
diri atau ingin dan mampu mengembangkan potensi – potensinya masing – masing.
Hal ini merupakan gambaran bahwa setiap individu akan berusaha untuk menemukan
jati dirinya masing – masing, tidak ada manusia yang inginmenjadi orang lain
sehingga dia akan selalu sadar akan keindividualitasannya.
Adapun
hubungannya dengan manusia sebagaimahluk social adalah bahawa dalam
mengembangkan potensi – potensinya ini tidak akan terjadi scara alamiah dengan sendirinya,
tetapi membutuhkan bantuan dan bimbingan manusia lain. Selalin itu, dalam
kenyataannya , tidak ada manusia yang
mampuhidup tanpa bantuan orang lain. Hal
ini menunjukan bahwa manusia hidup saling ketergantungan dan saling membutuhkan
antara yang satu dengan lainnya.
Dari
kedua hal di atas, manusia sebagai mahluk individu dan mahluk sosial memiliki
fungsi masing – masing dalam menjalankan peranannya dalam kehidupan. Sebagai
mahluk individu manusia merupakan
bagiandan unit terkecil dari kehidupan social atau masyarakat dan
sebaliknya sebagai mahluk social yang membentuk suatu kehidupan mayarakat ,
manusia merupakan kumpulan dari berbagai
individu. Dalam menjalankan peranannya masing – masing dari kedua hal tersebut
scara seimban, maka setiap individu harus mengetahui dari perananya amasing –
masing tersebut. Untuk itu, perlu
kiranya penulis menulis sebuah makalah
yang menggemukakan manusia sebagai mahluk individu dan mahluk social. Semoga
dengan adanya makalah ini dapatmenginspirasi pembaca.
1.2
RUMUSAN MASALAH
Berdarkan latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan rumusan
masalah sebagai berikut.
1.
Apa
yang di maksud manusia sebagai mahluk individu dan mahluk sosial.?
2.
Bagaimana
interaksi sosial dan sosial dalam kehidupan manusia sebagai mahluk individu dan
mahluk sosial.?
3.
Bagaimana
perbedaan antara masyarakat dan komunitas.?
4.
Bagaimana
dilema antara kepentingan individu dan kepentingan sosial.?
1.3
TUJUAN MAKALAH
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan
tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan :
1.
Manusia
sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.
2.
Interaksi
sosial dan sosialisasi dalam kehidupan manusia sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial.
3.
Masyarakat
dan komunitas.
4.
Dilemma
antara kepentingan individu dan kepentingan sosial.
1.4
MANFAATMAKALAH
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan, baik scara
teoristis maupun scara praktis. Scara teoristis maupun scara praktis. Scara
teoristis makalah ini berguna sebagai makhluk individu dan makhluk sosial,
scara praktis makalah ini di harapkan bermanfaat bagi :
1.
Penulis,
sebagai penambah pengetahuan mengeneai manusia sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial.
2.
Pembaca,
sebagai media informasi mengenai manusia sebagai makhluk individu dan makhluk
sosial.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dua
sisi kemanusia yang melekat pada setiap individu yaitu manusia sebagai makhluk
individu dan sebagai makhluk sosial. Sering didefinisikan nbahwa manusia
sebagai makhluk sosial mempunyai arti bahwa manusia tidak bisa hidup tanpa
bantuan oranglain, itu artinya tidak bisa hidup sendiri. Dengan dasar kodrati
yang demikian berarti manusia di
lahirkan untuk menjadi bagian dari kebulatan suatu masyarakat. Dengan demikian
bahwa manusia merupakan bagian dari organisasi sosial.
Manusia sejak dilahirkan mempunyai dua hasrat atau keinginan pokok
yaitu;
1.
Keinginan
untuk menjadi satu denganmanusia lain di sekelilingnya yaitu masyarakat.
2.
Keinginan
untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya.
Manusia untuk dapat menghadapi dan menyesuaikan dirir
derngarnr kedua lingkungan tersebut, manusia menggunakan pikiran,perasaan dan
kehendaknya.
Organisasi sosial ( sosial organization ) didalam kehidupan
manusia tersebut, merupakan himpunan atau kesatuan- kesatuan manusia yang hidup
bersama. Hubungan tersebut antara lain menyangkut kaitan timbal balik yang saling
mempengaruhi dan juga suatu pertanyaan, apakah setiap himpunan manusia dapat
dinamakan kelompok sosial.? Untuk ituu. Di perlukan beberapa persyaratan
tertentu, antara lain :
1.
Adanya
kesadaran pada setiap anggota kelompok bahwa dia merupakan sebagian dari
kelompok yang bersangkutan.
2.
Adanya
hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggotayang lain.
3.
Adanya faktor yang dimiliki bersama sehingga
hubungan antara mereka bertambah erat, yang dapat merupakan nasib yang sama,
kepentingan yang sama, tujuan yang sama, ideologi yang sama.
4.
Berstruktur
berkaidah dan mempunyai pola perilaku.
5.
Bersistem
dan berproses.
Istilah organisasi scara harfiah dapatdi artikan sebagai suatu kestuan
orang – orang yang tersusun dengan teratur berdasarkan pembagian tugas
tertentu. Istilah sosial berarti sgala sesuatu yang berhubungan dengan
pergaulan manusia dalam masyarakat. Organisasi sosial yang merupakan gabungan
dari kedua istilah tersebut dapat di artikan sebagai suatu susunan atau
struktur dari berbagai hubungan antar manusia yang terjadi dalam masyarakat,
dimana hubungan tersebut merupakan suatu kesatuan yang teratur. Scara luas
organisasi sosial di artikan sebagai jaringan tingkah laku manusia dalam ruang
lingkup yang kompleks pada setiap masyarakat. Scara ringkas organisasi sosial
dapat di
definisikan sebagai suatu rangkaian pelapisan terstruktur hubungan antar
manusia yang saling ketergantungan.
Organisasi sosial adalah dimana
terdapat suatu struktur organisasi dan suatu faktor, yang dimiliki bersama oleh
anggota – anggota kelompok – kelompok itu,sehingga hubungan antara mereka
bertambah erat. Faktor – faktor itu yang terdiri darikepentingan yang sama.
Politik yang sama. Hal ini merupakan
iklan yang bersifat pokok untuk jangka waktu tertentu.
Menurut JBAF Major Polak dalam Hari Budianto (2008) bahwa organisasi
sosial dalam arti sebagai sebuah
asosiasi adalah sekelompok manusia yang mempunyai tujuan tertentu, kepentingan
tertentu,menyelenggarakan kegemaran tertentu, atau minat – minattertentu.
Sedangkan menurut Soerjono Soekanto organisasi sosial adalah kesatuan - kesatuam hidup atasdasar kepentingan yang
sama dengan organisasiyang tetap sebagai sebuah sosial. Berdasarkan pengertian
diatas, maka dapat di simpulkan bahwa organisasi sosial berdasarkan pendekatan
sosiologi adalah organisasi sosial sebagai sebuah asosiasi, yaitu sekelompok
manusia yang mempunyai tujuan, kepentingan, kegemaran, minat yang sama dan
membentuk sebuah organisasi yang tetap.
Sedangkan organisasi kemasyarakatan atau organisasi massa
(ormas) dalam pasal 1 UU No 8 Tahun 1985 tentang organisasi kemasyarakatan
(ormas). Yang di maksud dengan
organisasi kemasyarakatan adalah organisasi yang di bentuk oleh anggota
masyarakat warganegara republik Indonesia scara sukarela atas dasar kesamaan
kegiatan, profesi, fungsi, agama, dan kepercayaan terhadap tuhan yang maha esa.
Untuk berperan serta dalam pembangunan dalam rangka mencapai tujuan nasional
dalam wadah Negara kesatuan republic Indonesia yang berdasarkan pancasila.
Organisasi sosial dalam prosesnya, terdapatproses yang dinamis, dimana
hubungan antar manusisa di dalamnya senantiasa berubah – ubah, tindakan masing
– masing orang terhadap orang lain selalu berulang – ulang dan
terkoordinasi. Namun demikian dalam
organisasi sosial mencerminkan pula suatu pola tingkah laku yang terstruktur
dalam setiap proses perubahannya. Jadi organisasi sosial, disamping sebagai
suatu kondisi yang bersifat dinamis, juga sebagai kondisi yang bersifat struktural.
Organisasi sosial angggota – anggotanya tersusun scara sisttematis, masing – masing mempunyai status
dan peranan yang bersifat formal, masing – masing memelihara dan berusaha
bersama untuk mencapai tujuan bersama. Setiap
organisasi mempunyai perannya tersendiri dalam kaitannya untuk mencapai
tujuannya. Dapat diketahui sebelumnya
bahwa peran adalah adanya sikap dan perilaku nilai serta tujuan yang di harapkan dari seseorang atau kelompok
berdasarkan posisinya di masyarakat. Adapun yang menjadi ciri – ciri dari organisasi sosial adalah :
a.
Rumusan
batas – batas operasinya (organisasi) jelas, organisasi akan mengutamakan
pencapaian tujuan – tujuan berdasarkan keputusan yang telah disepakati bersama.
Dalam hal ini, kegiatan operasional sebuah organisasi dibatasi oleh ketetapan
yang mengikat berdasarkan kepentingan bersama,
sekaligus memenuhi aspirasi anggotanya.
b.
Memiliki
identitas yang jelas. Organisasi akan cepat diakui oleh masyarakat
sekelilingnya apabila memiliki identitas berkaitan dengan informasi mengenai organisasi, tujuan pembentukan organisasi, maupun tempat
organisasi itu berdiri, dan lain sebagainya.
c.
Keanggotaan
formal, status dan peran. Pada setiap
anggotanya memiliki peran serta tugas masing – masing sesuai dengan
batasan yang telah disepakati bersama.
BABIII PEMBAHASAN
A.
Manusia
sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
Pada dasarnya, manusia adalah makhluk individu manusia yang meruoakan
bagian dan unit terkecil dari kehidupan
sosial atau manusia sebagai makhluk sosial yang membentuk suatu
kehidupan masyarakat, manusia merupakan kumpulan dari berbagai individu. Adapun
uraian lebih lanjut mengenai manusia
sebagai makhluk individu dan makhluk
sosial adalah sebagai berikut :
1.
Manusia
sebagai makhluk individu
Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh allah swt. Yang pada
hakikatnya mereka sebagai makhluk inividu. Adapun yang dimaksud individu
adalah berasal dari kata in dan
divided. Dalam Bahasa inggris in mengandung pengertian tidak, sedangkan
divided artinya terbagi. Jadi indivisu
artinya tidak terbagi atau satu
kesatuan. Dalam hal ini, artimya bahwa manusia sebagai makhluk individu
merupakan kesatuan ospek jasmani dan rohani atau fisik dan psikologis tersebut
suda tidak menyatu lagi maka seseorang
tersebut tidak dapat dikatakan sebagai individu.
Manusia sebagai makhluk individu
memiliki keunikan atau ciri kahs masing – masing, tidak ada manusia yang persis
sama meskipun terlahir kkembar. Scara fisik mungkin manusia akan meiliki banyak
persamaan namun scara psikologis akan banyak menunjukan perbedaan. Ciri khas
dan perbedaan tersebut sering disebut
dengan kepribadian. Kepribadian seseorang akaan sangat di pengaruhi oleh
faktor bawaan dan lingkungannya.
Kepribadian adalah kesuluruhan perilaku individu yang merupakan hasil
interaksi anatara potensi – potensi bio-psiko-fisikal (fisik dan psikis) yang
terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan, yang terungkap pada
tindakan dan perbuatan serta reaksi
mental psikologisnya jika mendapat rangsangan dari lingkungan. Dia menyimpulkan
bahwa faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan karakteristik
yang khas dari seseorang. Scara normal, setiap manusia memilik potensi dasar
mental yang berkembangan dan dapat dikembangkan yang meliputi (1) minta (sense
of interest), (2) dorongan ingin tahu (sense of curiousity), (3) dorongan ingin
membuktikan kenyataan ( sense of reality) (4) dorongan ingin menyelidiki (
sense of inquiry), (5) dorongan ingin menemukan sendiri (sense of discovery).
Potensi ini berkembang jika adanya rangsangan, wadah dan suasana kondustif.
Jika fenomena sosial di lingkungan telah tumbuh potensi – potensi mental yang
normalnya akan terus berkembang.
Berawal
dari potensi – potensi tersebut, manusia sebagai makhluk individu ingin
memenuhi kebutuhan dan kehendaknya masing – masing, ingin merealsaikan dan
mengaktualiskan dirinya, dalam arti ia memiliki kemampuan untuk mengembangkan
potensi – potensi yang di milikinya.
Setiap individu akan berusaha semaksimal mungkin untuk menemukan jati dirinya
yang berebda dengan yang lainnya, tidak
ada, manusia yang betul – bbetul ingin
menjadi dirinya sendiri sehingga dia selalu sadar akan
keindividualitasnya.
Menurut
Zanti Arbi dan Syahrun (Sadulloh 2009:810 menyatakan bahwa setiap orang
bertanggung jawab atas dirinya, atas pikiran, persaan, pilihan, dan
perilakunya. Orang yang betul- betul manusia adalah orang yang bertanggung
jawab penuh. Tidak ada orang lain yang
mengambil alih tanggung jawab dalam hidupny. Kata hatinya adalah kata hatinya
sendiri.
Adapun
dalam hal ini sebagai pendidik baik orang tua maupun guru kita harus memahami bahwa anak memiliki potensi untuk
berkembang yang ingin menjadi pribadinya sendiri. Anak dalam perkembangannya
akanmemperoleh pengaruh dari luar, baik
yang disengaja ataupun yang tidak disengaja, tetapi anak akan mengambil jarak
terhadap pengaruh – pengaruh tersebut. Dia akan memilihnya sendiri. Pengaruh
tersebut akan dia olah scara pribadi, sehingga apa yang dia terima akan
merupakan bagian dari dirinya sendiri sehingga anak menjadi pribadi individu
yang berbeda dan tidak sama dengam yang lainnya. Selain itu, pendidik harus
sadar bahwa anak bukan satu satunya manusia yang berhak untuk mendidikanak
tersebut. Pendidikan atau menuruti sgala kehendaknya , karena dalam diri anak
ada suatu prinsip pembentukan dan pengembangan yangditendtukan oleh dirinya
sendiri.
2.
Manusia
sebagai makhluk sosisal
Menurut kodratnya manusia selain sebagai makhluk individu, mereka
juga merupakan makhluk sosial. Adapun
yang di maksud istilah sosial menurut adalah “ sosial “ berasal dari akar kata Bahasa latin socius, yang arinya berkawan
atau masyarakat . sosial memiliki arti imum yaitu kemasyarakatan dan dalam arti
sempit mendahulukan kepentingan bersama atau masyarakat. Adapun dalam hal ini
yang di maksud manusia sebagai makhluk sosisal, manusia selalu hidup bersama
dengan manusia lainnya. Dorongan
masyarakat yang dibina sejak lahir akan
selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat
dalam kehidupannya. Seperti kita ketahui
bahwa sejak bayi lahir sampai usia teretntu manusia adalah makhluk yang
tidak berdaya, tanpa bantuan orang – orang disekitar ia tidak dapat berbuat apa
–apa dan untuk kebutuhan hidup bayi sanagat tergantung padaluar dirinya seperti
ia orang tuanya khususnya ibunya. Bagisi bayi keluarga merupakan segitiga abadi
yang menjadi kelompok sosial
peretama dikenalnya. Pada perjalanan
hidup yang selanjutnya keluarga akan tetap menjadi kelompok pertama
tempat meletakan dar kepribadian dan proses pendewasaan yang di dalamnya selalu terjadi “sosiolosasi”
untuk menjadi manusia yang mengetahui
pengetahuan dasar, nilai – nilai,
normasosial dan etika – etika pergaulan.
Manusia dapat di katakana makhluk sosial
karena pada dirinya terdapat dorongan untuk berhubungan atau berinteraksi
dengan orang lain, dimana terdapat kebutuhan
untuk mencari berteman dengan orang lain yang sering didasari atas
kesamaan ciri ataua kepentingan masing – masing. Manusia juga tidakakan
bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup ditengah – tengah manusia.
Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengantegak. Dengan bantuan orang
lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomusikasi atau bicara, dan
bisamengembanagkan seluruh potensi kemanusiaannya, makhluk sosial adallah makhluk yang terdapat
dalam beragam aktivitas dan lingkungan
sosial. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk
sosial, karena beberapa alasan :
a.
Manusia
tuduk pada aturan, norma sosial.
b.
Perilaku
manusia mengharapkan suatupenilaiaindan orang lain
c.
Manusia
memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.
d.
Potensi
manusia akan berkembang bila ia hidup di
tengah – tengah manusia.
B Interaksi sosial dan sosialisasi dalam kehidupan manusia sebagai makhluk individu dan makhluk
sosial
Manusia
sebagai makhluk sosial dalam kehidupan sehari – harinya pasti membjutuhkan
orang lain. Proses interaksi dan
sosialisasi selalu terjadi kapan dan imanaoun manusia itu berada. Terjadi kapan
dan dimanapun manusia itu berada. Dallam hal ini bentuk interaksi sosial sangat
bermacap – macam pola sosilisasi pun ada bermacam – macam. Untuk lebi jelasnya
uuraian mengenai interaksi sosial dan sosialisasi adalah sebagi berikut :
1.
Interaksi
sosial
Manusia dikenal sebagai makhluk individu dan makhluk sosial karena
manusia sebagai individu saling membutuhkan dan saling berinteraksi dengan
manusia atau individu lainnya. Oleh sebab itu manusia sebagai makhluk sosial
sangat membutuhkan orang lain pada hidupnya untuk salig memberi, menolongn dan
melengkapi satu sama lain. Adapun pngertian interaksi sosial menurut effendi
(2010:46) adalah kata interaksi berasal dari kata inter dan acyion. Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik
saling mempengaruhi antar individu,
kelompo social, dan masyarakat. Dalam hal ini berarti bahwa manusia dalam
kehidupan sehari – harinya tidak lepas dari hubungan dengan manusia lainnya.
Interaksi juggaberarti bahwa setiap
manusia saling berkomunikasi dan mempengaruhi bisa dalam pikiran maupun tindakan.
Menurut Gillindan dan Gillin (Effendi, 2010:46) menyatakan bahwa interaksi
sosial adalah hubungan – hubungan antara orang – orang scara individu, antar
kelompok, orang , dan orang perorangan dengan kelompok. Dalam hal ini interaksi sosial bisa dilakukan oleh
orang perorangan, bisa oleh kelompok,
juga bisa perorangan dengan kelompok. Interaksi sosial dimuali dari hal yang terkecil yaitu saling menegur, menyapa,
berjabatangan, saling berbicara dan lain -
lain bahkan dalam pertengkaran atau perkelahianpun termasuk
interakksi sosial. Faktor yang pertama dalah imitasi, imitasimerupakan proses peniruan. Kita sebagai makhluk sosial
selalu membutuhkan orang lain termasuk
dalam hal meniru perilalu orang lain
yang positif bagi kita. Peniruan sudah dilakukan pada rentan anak usia dini.
Anak usia dini merupakan peniru yang ulung, mmaka dari itu sikap dan perilaku
setiap orang dewasa perlu dijaga dan
diperhatikan agar peniruanyang dilakukan anak usia dini bersifat positif. Pada
proses peniruan ini mudah berubah –ubbah karena perkembangan teknologi didunia
ini berlangsung scara global dan
sangatcepat. Yang kedua yaitu sugesti, sugesti adalah suatu proses dimana
seoranng individu seorang individu menerima pendapat atau pandangan dari orang
lain tanpa adanya kritik terlebih dahulu. Sugesti merupakanpengaruh psikis yang
dating dari dirinya sendiri maupun orang lain. Orang akan mudah menerima
sugesti dari orang lain ketika seseorang sedang ada paadakondisi yang dilematis. Dalam hubungan interaksi
sosial, asti imitasi dan sugesti hamper sama perbedaanya adalah dalm
imitasi seseorang mengikuti atau meniru
orang lain, sedangkan padasugesti
seseoarang memberikan pandangan atau pendapat menurut dirinya dan
diterima oleh orang lain. Yang ketiga yaitu identifikasi , dalam psikologis
identifikasi berarti dorongan untuk
menjadiidentikatau dorongan untuk menjadi sma dengan orang lain, bbaik scara
lahir maupun batin. Faktor yang kesempat yaitu
simpati, simpati yaitu perasaan yang timbul pada orang lain atas daasar
penilaian menurut perasaan di dalam dirinya.
2.
Bentuk
interaksi sosial
Ada beberapa bentuk interaksi sosial
yaitu kerja sama (cooperation), persaingan (compettion), dan pertentangan
(conflict). Menurut Gillin dan Gilin bentuk kerja sama dibagi dalam dua proses
yang didalamnya terdapat bentuk – bentuk khusus. Yang pertama yaitu proses
asosiatif terdiri dari 2 bentuk khusus
yaitu akomedasi dan asimilasi. Yang kedua yaitu proses disosiatif, disosiatif
terdiri dari tiga bentuk khusuya yaitu persaingan (competition), kontraversi
(contravention), dan pertenangan (conflick).
a.
Bentuk
interaksi asosiatif
1)
Kerjasama
(cooperation)
Kerjasama merupakan salah satu bentukinteraksi sosial yang sering
terjadi dimasyarakat pada umumnya. Kerja sama menggambarkan sebagian besar
bentuk interaksi sosial. Dan setiap bentuk interaksi sosial dappat ditemukan
ppada setiap kelompok manusia. Kerjasama timbul karena orientasiorang
perorsangan terhadapkelompoknya atau kelompok yang lainnya. Ada tiga bentuk
kerjasama yang biasa dilaksanakan yitu :
a)
Bargaining,
yaitu pelaksanaan kerjasama atau perjanjian antara dua organisasi atau lebih
mengenai pertukaranbarang jasa.
b)
Cooperation,
yaitu penerimaan unsur baru dalam kepemimpian atau dalam pelaksanaan politik
dalam suatu organisasi, sebagai salah satu cara untuk menghindari kegoncangan
dalam stabilitas organisasi tersebut.
c)
Coalition,
yaitu kombinasi antar dua organisasi atau
lebihyang mempunyai pandangan dan tujuan yang sama.
d)
Akomodasi
(accommodation)
Dalam
intersksi sosial, istilah akomodasi berarti suatu kenyataan adanya keseimbangan
dalam interaksi orang perorangan dan
kelompok manusia sehubungan dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat.
Ada beberapa bentuk akomodasi,
diantaranya :
a)
Coertion adalah bentuk akomodasi yang prosesnya
dilaksankan karena adanya suatu paksaan. Contohnya
b)
Compromise
adalah salah satu bentuk akomodasi dimana puhak yang terlibat perselisihan
mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan tersebut.
Contohnya
c)
Arbitration
adalah suatu cara untuk mencapai compromise apabika pihak yang beselisih tidak
sanggup untuk mencapainyasendiri. Contohnya
d)
Mediation
cara untuk mencapai penyelesaian dalam perselesihan dengan cara menghadirkan
orang ketiga yang netral dalam soal perselisihan yang ada . contohnya dalam
siding perceraian.
e)
Conciliation
adalah usaha untuk mengabulkan atau mempertemukan keinginan pihak yang
berselisi agar tercapainya suatu persetujuan bersama. Contohnya
f)
Tolerantion
adalah bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal. Contohnya toleransi
dalam beribadah.
g)
Stelamate
adalah suatu akomodasi dimana pihak yang berkepentigan mempunyai yang seimbang,
berhenti pada titik tertentu dalam melakukan pertentangan. Contohnya
h)
Adjudication
adalah perselisihan perkara atau sengketa dipengadilan.
b.
Bentuk
interkais disosiatif
1)
Persaingan
(competition)
Persaingan merupakan bentuk interaksi sosial yang dilakukan oleh
individu atau kelompok untuk memperoleh keuntungan tertentu baik bagi dirinya
maupun kelompoknya dengan cara menarik
perhatian atau mempertajam prasangka yang telah ada tanpa menggunakan kekerasan.
2)
Kontrovensi (contravention)
Kontra versi adalah perasaan yang menggojak yang ada pada diri seseorangyang ditandai oleh adanya ketidak pastian dalamdiri seseorang, perasaan tidak suka
yangdisembunyikan dan kebencian terhadap
orang lain. Tapi gejala -
gejalatersebut tidak samapai menimbulkanpertentangan atau pertikaian.
3)
Pertentangan
(conflict)
Pertentangan merupakan suatu bentuk
interaksi individu atau kelompok sosial yang berusahauntuk mencapai tujuannyya
dengan cara menentang pihak yang lain atau pihak yang menghalangi dengan
ancaman atau tindakan kekerasan. Bentuk – bentuk pertentangan di bagi beberapa
macam, antara lain :
a)
Pertentangan
priadi, yaitu pertentangan yang di lakukan oleh antar individu.
b)
Pertentangan rasional, yaitu pertentangan yang ditimbukan
oleh adanya perbedaan ras.
c)
Pertentangan
kelas sosial, yaitu perbedaanyang ditimbulkan karena adanya perbedaan
kepentingan anatar kelas sosial.
d)
Pertentangan
politik, yaitupertentangan yang bisanya terjadi di antara partai – partai
politik untuk mencapai keinginannya.
3.
Sosialisasi
Sosialisasi sangat erat
kaittannya terhadap ,manusia sebagai makhluk sosial.
makhluk sosial kita harus senantiasa hidup bersosial dengan
orang lain agar dapat saling membantu, melengkapi, dan mencapai tujuan hidup
kita. Menurut barger (effendi, 2010:49)
mendefinasikan sosialisasi sebagai
“a process by of society” yaitu suatu proses dimana
seoranganak belajar menjadiseorangg
anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat. Dalam hal ini jelas
dikatakan bahwa proses sosialisasi
dimulaidari sejak anak usia dini hingga usia seseorang berakhir. Proses
sosialisasi terus dilakukan selama kita masih hidup hidup dan masih membutuhkan
orang lain. Jadi dapat di simpulkan bahwa sosialisasi adalah proses dimana seseorangdapat berinteraksi dan berpasrtisipasi
dengan masyarakatyang ada di sekitarnya.
Setiap orang
harus mempelajari peranan – peranan yang adadallam masyarakat. Seseorang
belajar memhami apa pernan dirinya yang harus di jalankan dalam masyarakat dan
apa peranan orang lain yang ada didalam
masyarakat maka timbullah proses interaksi
sosialdengan orang lain. Menurut teori George Mead menjelaskan diri
manusaia dalam berinteraksi di bagi dalam beberapa tahap yaitu : ppaly stage,
game stage, dan tahap generalized other.
Tahap pertama yaitu play stageterjadi pada anak usia dini. Pada
tahap ini anak mulia menirukan apa yang dilakukan oleh orang disekelilingnya
terutama orangtuanya. Ia mulai menirukan apa yang biasa di lihatnya sehari –
hari. Contohnya dalam bermain anak terkadang bermain peran yang
dijalankansebagi ibu atau ayah dalam kehhidupannya sehari – hari. Nnamun pada
tahap ini anak belum mengertimemahami peranan – peranan yang ditirunya. Tahap
kedua yaitugame stage, pada tahap ini anak sudah mengetahui peranan yang harus
dijalankannya dan juga anak telah mengetahui peranan yang harus dijalankan oleh
orang lain. Contohnya dalampertandinggan sepak bola. Ketika anak menjadi kipper
ia mengetahui tugasnya adalah menjagaagar gawangnya tidak termasuki bola oleh lawannya. Dan ia juga mengeteahui peran temann – teman
nya dan peran tim lawan.ia juga mengetahui peran wasit, hakim garis, pelatih
dan lain sebagainya. Tahap ketiga yaitu
generalized other, pada tahap ini
seseorang sudah mampu mengambil peranan yang di jalankanorang lain dalam
masyarakat. Ia telah mampu berinteraksi dengan orang lain dan memahami
dengan orang lain dan memahami dengan
siapa ia berhadapan dan berinteraksi. Contohnya ketika ia menjadi seorang anak
ia mampu memahami peran yang dijalankan orang tuanya. Ketika ia jadi siswa ia
mampu memahami peran yang di jalankan oleh gurunya. Ketika ia jadi karyawan ia
mampu memahami peran yang di lalukakn atasanya dan lain sebagainya. Dari ketiga tahap tersebut terlihat jelas bahwa
diri seseorang terbentuk karena adanya interaksi sosial.
Setiap
makhluk hidup pasti sangat membutuhkan proses soalisasi , baik itu dimuali dari
anak usia dini sampai dewasa bahkan sosialisasi berjalan seumur hidup. Apa yang
terjadi jika sejak usia dini anak tidak
mengalami sosialisasi ? pati anak tidak akan menjadi manisia seutunya, karena
kemampuan sesorang untukberperan sebagai anggota masyarakat sangat tergantung pada proses sosialisasi.
Ketika seseorang tidak mengalami sosialisasi maka yang terjadi adalah orang itu
tidak dapat berinteraksi dengan oranglain. Contohnya banyak ditemukan anak –
anak yang terllantar di hutan dan di besarkan oleh hewan atau yangdi sekap oleh
orang tuanya sejak kecil. Meraka tidak bisa bersosialisasi dengan baik. Mereka
cenderung bagimana berprilaku seperti hewan, mereka tidak dapat berbicara,
tidak dapat berpakian bahkan tidak dapat tertawa atau menangis. Ketika anak –
anak itu di selamatkan dan diberi terapi seperti manusia umumnya, meraka
perubahan pada diri mereka untuk menjadi
manusia seutuhnya namun kemampuan meraka tidak akanmampu menyamai
kemampuan anak lain yang sebaya dengannya, akrena kemampuan – kemampuan
tertentu hanya dapat diajarkan pada perode tertentu dikehidupan anak. Bila
tersebut tidak akan berhasil atau hanya berhasil untuk sebagian kecil saja.
Mereka juga tidak akan menjadi manusia seutuhnya karena mereka tidak pernah
tersosialisasi scara wajar dan mereka cenderung meninggal dengan usia muda.
Sosialisasi dilalukakan oleh semua individu yang bersosial. Ada
beberapa pihak yang membantu melaksanakan sosialisasi yaitu
keluarga, kelompok bermain media massa dan system pendidikan. Peran agen utama
yaitu orang tua merupakan oeran pentiing
bagi anak untuk bersosialisasi orang tua merupakan awal dimana kita melakukan interaksi dengan dunia pertama
kita. Keluargamerupakan pendidik yang
pertamadan yang paling utama dalam hal pertumbuhan danperkembangan anak
begitupun dengan perkembangan sosialisasi mereka.maka orang tua hendaknya mengoptimalkan
proses sosialisasi pertama untuk anak. Kelompok bermain juga tidak kalah
pentingnya dengan orang tua.melalui
kelompok bermain anak mulai bisa belajar bersosialisasi scara umum. Bagaimana ia berinteraksi dengan teman
sebayanya bagaimna ia meneyelesaikan suatu permasalahan dalam berinteraksi
dengan temannya dan juga bagaimana ia bisa
memilih teman yang sejalan
dengannya. Agen yang ketiga teman yang sejalan dengannya. Agen yang ketiga yaitu media massa. Media massasangat
erat kaitannyadengan teknologi yang
makin maju danberkembang. Media massa
pun sangat penting untuk sosialisasi
dengan hal – hal yangterjadi di sekitar kita
4.
Bentuk
dan pola sosialisasi
a.
Bentuk
– bentuk sosialisasi
Sosialisasi
merupakan salah satu bentuk manusia dalam mempertahankan interaksi dengan
lingkungannya. Proses ini berlangsung sepanjang hidup manusia. Bentuk
sosialisasi di bedakan menjadi dua yaitu sosialisasi primer dan sekunder.
Sosialisasi primer adalah sosialisasi
pertama yang dilakukan olehh seluruh individu sejak ia kecil. Sosialisasi
primer tidak ada proses idenifikasi dan padamassa inilah dunia pertama anak
terbentuk. Sosialisasi primer berakhir ketika konsep tentang orang lain pada umumnya telah terbentuk dantertanamdalam
kesadaranindividu. Pada titik ini ia merupakan anggota efektif masyarakat. Yang
kedua adalah proses berikutnya yang memperkenalkan individu yang telah
disosialisasi ke dalam sector batu dari dunis objek masyarakat. Apabila
sosialisasi ini tidak berjalan makan akan menimbulkandampak yaitu pengetahuan
yang dimiliki akan sangatt sederhana.
b.
Pola
sosialisasi
Pada dasarmya ada dua pola
sosialisasi, yaitu pola repsesi (kekerasan/hukuman) dan pola partisipasi. Sosialisasi,
menggunakan pola resepsi menekankan pada
penggunaan hujuman atau kekerasan apabila terdapat dan melakukan
kesalahan. Adapun ciri – ciri lain dalam penggunaan proses resepsi yaitu
penggunaan materi dalam hukuman dan imbalan, penekanan terhadap orang tua,
penekanan terhaap komunikasi satu arah non verbal dan berisi perintah,
sosialisasi terhadap orang tua dankeinginan otang tua lain – lain sosialisasi
scara partisipasi merupakkan pola yang didalamnya anak diberi imbalan ketika ia
berlaku baik, hukuman dan imbalan berupa symbol, anak diberi kebebasan, komunikasi
bersifat lisan, anak menjadi pusat sosialisasi, kebutuhan dianggap sangat
penting dan lain sebagainya.
C. Mayrakat Dan Komuikasi
Dalam kehiduppan sebagai makhluk
individu dan sosial ,manusia selalu berhubungan dan tidak dapat lepas, manusia
selalu berhubungan dan tidak dapat lepas
dengan masyarakat dan komunitas. Sering kali
penggunaan kedua istilah tersebut tertukar dalam penggunaany, padahal
pada hakikatnya kedua istilah tersebut tidaklah sama. Terdapat perbadaan
mendasar anatara kedua konsep tersebutt,
dan untuk mengetahui lebih lanjut, berikut akan penulis sajikan beberapa
devinisi masyarakat dan komunitas
menurut para ahli sebagai berikut.
1. Masyarakat
Krech, Crutchfield, dan
Ballachey mengggemukakan devinisi masyarakat sebagai “a society is that it is
an organized collectivity of interacting peoplewhose
actives become centered arounda
set of common goals,and who tend to share common beliefs, attitudes, and of
action.” Dari devinisi tersebut dapat di Tarik kesimpulan unsur – insur yang
ada dalam masyarakat adalah kolektivitas
interaksi mannusia yang terorganisasi,
kegiatnnya yang terarah pada sejumlah tujuan yang sama, memiliki kecenderungan
untuk memilikikeyakinan, siikap, dan bentuk tindakanyang sama. Dalam hal ini
, interaksi dan tidakan itu tentu saja
interaksi serta tindakan sosial.
Menurut konsep di
atas,karakteristik dari masyarakat itu adalah adanya sekolompok
manusia yang menunjukan perhatian bersama
sacara mendasar, pemeliharaan kekekalan bersama, perwakilan manusia menurut sejenisnya yang berhubungan satusama lain scara berkesinambungan. Dengan semikian, relasi
manusia sebagai suatu bentuk masyarakat itu tidak terjadi dalam waktu yang
singkat, melainkan scara berkesinambungan
dalam waktu yang relatifcukup lama. Dari beberapa devinisi di atas dapat
di simpulkan bahawamasyarakat merupakan kelompok atau kolektivitas, manusia
yang melakukan hubungan, bersifat kekal, berlandasan perhatian dan tujuan
bersama, serta melakukan jalinan scara berkesinambungan dalam
waktu yang relative lama yang menempati
kawasan tertentu.
2. Masyarakat setempat/komunitas
Masyarakat setempat
atau komunitas merupakan bagian kelompok dari masyarakat dalam lingkup yang
lebih kecil, serta ikatan kebersamaan
yang kuat dan terkait tempat. Adapun menurut Prof.Dr Soerjono Soekanto istilah communitydapat diterjemahkansebagai
masyarakat setemapat, istilah ini menunujuakan pada warga - warga sebuah desa, sebuah kota, susku atau suatu bangsa. Apabila anggota
– anggota suatu kelompok hidup bersama
sedemikian rupa sehingga mereka mersakan bahwa kelompok tersebut dapat memenuhi
kepentingan – kepentingan hidup yang utama, maka kelompok tadi dapat disebut
masyarakat setempat, intinya mereka menjalin hubungan sosial. Dari uaraian
diatas dapatdisimpulkan bahwa masyarakat setempat adalah suatu wilayah kehidupan sosial yang di tandai oleh
suatu wilayah kehidupan sosial yang
ditandai oleh suatu derajat hubungan social yang tertentu, jadi dasar-dasardari
masyarakat setempat adalah lokalitas atau wilayah, perasaan sepenanggungan dan hubungan sosial tertentu
yang merupakan persaan saling ketergantungan. Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa devinisi
masyarakat dengan asyarakat setempat/komunitas. Devinisi msayarakat sifatnya lebihumum dan lebih luas,
sedangkandevinisi masyarakat setempat lebih terbatas dan juga dibattasi oleh
area kawasan serta sejumlah warganya. Ditinjau dari aktifitas hubungannya dan
persatuan lebih erat masyarakat setempat dibandingkan dengan masyarakat. Lebih
lanjut dalam kehidupan masyarakat, Ferdinand Tonnies menggemukakan pembagian masyarakat gamaincahaft dan gaselshaft.
Masyarakat gamain chaft atau disebut juga paguyuban adalah kelompok masyarakat
dimana anggotanya sangatterikat scara
emosional dengan yang lainnya dan biasanya cenderung sebagai refleksi
masyarakat pedesaan. Sedangkan masyarakat gaselshaft atau patembayan ikatan –
ikatan dianatara anggota – anggotanya kurang kuat dan bersifatrasional,
biasanya cenderung sebagai refleksi masyarakat perkotaan.
D. Dilema antara kepentigan individu dan
kepentingan sosial
Manusia sebagai makhluk individu
dan makhluk sosial selalu terdiri dari dua kepentingan, yaitu ke pentingan
individu yang termasuk kepentingan keluarga,kelompok atau golongan dan
kepentingan masyarakat yang termasuk kepentingan rakyat. Dalam manusia, kedua
lepentingan itu satu sama lain tidak dapat di pisahkan. Apabaila salah satu
kepentingan tersebut hilanng dari diri manusia, akan terdapat satu manusia yang
tidak bisa membedakan suatu kepentingan masyarakat yang dihilangkan dari diri
manusia banyak timbul masalah kemasyarakatan contohnya korupsi. Inilah yang
menyebabkan kebingungan atau dilemma manusia jika mereka tidak bisa membagi
kepentingan individu dan kepentingan individu dan kepentingan masyarakat.
Persoalan pengutamaan kepentingan individu atau masyarakat ini memunculkkan dua
pandangan yang berkembang menjadi paham/aliran
bahkan ideology yang dipegang oleh sesuatu kelompok masyarakat. Adapun
ariska mengemukakan dua pandangan yaitu
pandangan individualism dan pandangan
sosialiseme. Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut kami
sajikanuraian berikut :
1. Pandangan individualism
Individualism berpangkalan dari konsep
bahwa. Manusia pada hakikiatnya adalah
manusia
Makhluk individu yang bebas. Paham
ini memandang manusia makhluk pribadi yang utuh dan lengkap terlepas dari manusia yang lain. Pandangan
individualism berpendapatan bahawa kepentingan idivulah yang harus diutamakan.
Menjadi sentral individualism adalah kebebasan seoranga individu untuk
merelasisasikan dirinya. Paham individualism meghasilkkan ideology liberalism.
Pahamini bissa disebut juga ideology individualism liberal.
Paham individualism liberal muncul di eropa arat (bersama paham
sosialisme) pada abadke 18-19 yang dipelopori oleh Jeremy Betham, John Stuart Mill , Thomas Hobben,
Jhon Locke, Rousseau, dan
Montesquieu,beberapa prinsip yang dikembbangkan ideology liberalism adalah
sebagai berikut.
a. Penjaminan hak milik perorangan. Menurut
paham ini, pemilikan sepenuhnya berada
pada pribadi dan tidak berlaku hak milik berfungsi sosial, mementingkan
diri sendiri atau kepentingan individu yangbersangkutan.
b. B. pemberiankebebasan penuh pada
individu. Persaingan bebas untuk mencaapai kepentingan masing – masing.
Kebebasan dalam rangka pemenuhan kebutuhan diri bisa menimbulkan peraingam dam
dinamika kebebasan antar individu. Menurut paham liberalism , kebebasan anatar
individu. Menurut pahamliberalisme, kebebasan anatar individu tersebut bisa
diatur melalui penerapan hokum. Jadi, Negara yangmenjamin keadilan dan
kepastian hokum mutlak di perlukan dalam rangka mengelola kebebasan agar tetap
menciptakan tertinya penyelengaraan hidup bersama.
2. Pandangan sosialisme
Paham sosialisme ditokohi oleh Robert Owen dari inggris
(1771-1858), Lousi Blanc, dan
Proudhon. Pandangan ini menyatakan
bahwa kepentingan masyarakatlah yang diutamakan. Kedudukan individu sebagai hak
dasar hilang. Hak – hak individu timbul karena keanggotaanya dalam suatu
komunitas atau kelompok .
Sosialisme adalah paham yang
mengharapkan terbentuknya masyarakat yang adil, selaras, bebas, dan sejahtera
bebas dari penguasaan individu atas hakmilik dan alat – alat produksi .
sosialisme muncul dengan maksud kepentingan masyarakat scara keseluruhan
terurama yang tersisish olehsystem lieralisme, mendapat keadilan, kebebasan,
dan kesejahteraan. Untuk meraih hal tersebut sosialisme berpandangan bahwa hak
– hak individu harus di letakkan dalam kerangka kepentingan masyarakat yang
lebih luas. Dalam sosialisme yang radikal/ekstem (marxisme/komunikasi) cara
untukmeraih hal itu adalah dengan menghilanngkan hak pemilikandan penguasaan
alat – alat produksi oleh perorangan. Paham marxisme/komunikisme dipelopori
oleh karl marx (1818-1883).
Paham individualism liberal dan
sosialisme saling bertolak belakang dalam memandang hakikiat manusia. Dalam memandang hakikat manusia.
Dalam declaration of independent amerika serikat 1776, orientasinyya lebih
ditekankan pada hakikat manusia sebagai makhluk individu yang bebas merdeka,
manusia adalah pribadi yang memiliki karkatb dan martabat yang luhur, sedangkan
dalam menifesto komunisme karl marx dan angels. Orientasinya sangat menekankan
pada hakikat manusia sebagai makhluk sosial semata.menurut paham ini manusia
sebagai makhluk pribadi yang tidak dihargai. Pribadi dikorbankan untuk
kepentingan Negara.
Dari kedua paham tersebut terdapat
kelemahannya masing – masing individualism liberal dapat menimbulkan ketidak
adilan,berbagi bentuk tindakan tidak manusiawi, imperialism, dan koloniallisme,
liberalism munngkin membawa manfaat bagi kehidupan politik, tetap tidak dalam
lapangan ekonomi dan sosial, sosialisme dalam
bentuk yang ekstrim tidak mennghargai manusia sebagi pribadi sehingga bbisa merendahkan sisi kemanusiaan.
Dalam Negara komunis mungkin terjadi kemakmuran, tetapi kepuasan rohani manusia belum tentu terjamin.
Negara Indonesia yang
berfilsafahkan pancasila, hakikat
manusia dipandang memiliki sifat pribadi sekaligus sosial scara seimbang.
Menurut filsafat pancasila, manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk
sosial, yang scara hakikat bahwa kedudukan manusia sebagai makhluk individu
sekalgus makhluk sosial. Bangsa
Indonesia memiliki prinsip penempatan kepentingan bersama
diataskepentingan pribadi dan golongan. Demi kepentingan bersama tidak
dengan mengorbankan hak – hak dasar setiap warga Negara.
BAB
IV PENUTUP
4.1
KESIMPULAN
1. Manusia sebagai makhluk individu
artinya manusia merupakan satu kesatuan antara jasmani dan rohani, seseorang
dikatakan sebagai individu apabila kedua unsur tersebut menyatu dalam dirinya.
2. Selain sebagai makhluk individu juga,
manusia adalah makhluk sosial. Salah satunya di karenakan pada diri manusia ada
dorongan untuk berhubungan atau berinteraksi dengan orang lain yang satu sama
lain saling membutuhkan. Untuk menjadi
pribadi yang bermakhluk sosial, yaitu suatu prosesdimana seseorang belajar
menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat.
3. Adapun yang dimaksud masyarakat
setempat atau komunitas berbeda dengan
masyarakat – masyarakat sifatnya lebih umum dan lebih luas, sedang masyarakat
setempat lebihh terbatas dan juga dibatasi oleh kawasan tertentu namun ditinjau
dari akktivitas hubunganya dan persatuannya lebih erat pada masyarakat setempat
dibandingkan dengan masyarakat.
4. Manusia sebagai individu dan makhluk
sosial selalu di hadapkan oleh dua kepentingan yaitu kepentingan individu dan
sosial. Persoalan pengutamaan kepentingan individu atau masyarakat ini memunculkan dua pandangan yang berkembang yaitu pandangan individualism dan pandangan sosialismetebetulnya kedua
kepentingan tersebut tidak dapat dipisahkan dan bukanlah pilihan
4.2
SARAN
Sejalan dengan kesimpulan diatas,penulis merumuskan saran sebagai berikut
:
1.
Setiap
individu hendaknya sadar bahwa meraka adalah sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial, sehingga mereka mampu menghargai satu sama lain dalam arti
tidak mengambil hak orang lain ketika bertindak sebagai makhluk sosial dan
sebaliknya.
2.
Dalam
upaya pendidikan hendaknya para pendidik harus menghormati keindividualitasan
karakteristik, keunikan dan kepribadian anak. Pendidikan tidak boleh memaksa
anak untuk mengikuti dan menuruti sgala kehendaknya, karena dalam diri anak ada
suatu prinsip pembentukan dan pengembangan yang di tentukan oleh dirinya
sendiri.
3.
Pembentukan
prosessosialisasi pada anak dalam interaksi sosial hendaknya harus disukung
oleh semua pihak. Keluarga, lingkungan masyarakat juga tenaga pendidikan harus
membantu menstimulasinya.
4.
Kkeksempatan
berinteraksi akan sangat dibutukan oleh anak dalam bersosialisasi dengan orang
lain. Hendaknya kita sebagai calon guru dan calon ibu harus sadar bahwa
pem,beritahuan, pemberian contoh pembiasaan sangat pengting dan dibutuhkan dalam bersosialisasi dengan
orang lain di masyarakat.
4.3
DAFTAR PUSTAKA
Effendi,R. dan Setiadi, E.M 2010.pendidikan
lingkungan,sosial,budaya dan teknologi.Bandung;UPI Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar