Kamis, 01 Oktober 2015

makalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial



MAKALAH
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU
DAN
MAKHLUK SOSIAL


NAMA : AGNES ASETIAWAN
NPM : 50415621
KELAS : 1IA14
MK : ILMU SOSIAL DASAR
FAKULTAS : TEKNIK INDUSTRI





KATA PENGANTAR
Latar Belakang
         Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada allah swt, karena atas  berkat dan limpahan rahmatnyalah maka kami boleh menyelesaikan sebuah tugas soft skill ini dengan tepat waktu. Berikut ini adalah tugas soft skill dengan judul “Manusia sebagai mahluk sosial”, yang menurut kami dapat memberikan manfaat besar bagi kita untuk di pelajari. Melalui kata pengantar ini tugas ini lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada penulisan yang kami buat kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca. Dengan ini kami mempersembahkan Makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga allah swt memberkahi Makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat. Aaaaminn












DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………….
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………………………….
1.1  LATAR BELAKANG…………………………………………………………………………..
1.2  RUMUSAN MASALAH……………………………………………………………………..
1.3  TUJUAN PENULISAN MAKALAH………………………………………………………
1.4  MANFAAT PENULISAN MAKALAH…………………………………................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA LANDASAN TEORI……………………………………..
BAB IIIPEMBAHASAN……………………………………………………………………………
BAB IV PENUTUP…………………………………………………………………………………
4.1 KESIMPULAN………………………………………………………………………………….
4.2 SARAN……………………………………………………………………………………………
4.3 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………….







BAB 1 PENDAHLUAN
1.1            LATAR  BELAKANG
                  Pada dasarnya manusia adalah sebagai mahluk individu yang unik, berbeda antara yang satu dengan lainnya. Scara individu juga, manusia ingin memenuhi kebutuhan masing-  masing, ingin merealisasikan diri atau ingin dan mampu mengembangkan potensi – potensinya masing – masing. Hal ini merupakan gambaran bahwa setiap individu akan berusaha untuk menemukan jati dirinya masing – masing, tidak ada manusia yang inginmenjadi orang lain sehingga dia akan selalu sadar akan keindividualitasannya.
                 Adapun hubungannya dengan manusia sebagaimahluk social adalah bahawa dalam mengembangkan potensi – potensinya ini tidak akan  terjadi scara alamiah dengan sendirinya, tetapi membutuhkan bantuan dan bimbingan manusia lain. Selalin itu, dalam kenyataannya , tidak  ada manusia yang mampuhidup  tanpa bantuan orang lain. Hal ini menunjukan bahwa manusia hidup saling ketergantungan dan saling membutuhkan antara yang satu dengan lainnya.
              Dari kedua hal di atas, manusia sebagai mahluk individu dan mahluk sosial memiliki fungsi masing – masing dalam menjalankan peranannya dalam kehidupan. Sebagai mahluk individu manusia merupakan  bagiandan unit terkecil dari kehidupan social atau masyarakat dan sebaliknya sebagai mahluk social yang membentuk suatu kehidupan mayarakat , manusia merupakan kumpulan dari  berbagai individu. Dalam menjalankan peranannya masing – masing dari kedua hal tersebut scara seimban, maka setiap individu harus mengetahui dari perananya amasing – masing tersebut.  Untuk itu, perlu kiranya penulis menulis sebuah  makalah yang menggemukakan manusia sebagai mahluk individu dan mahluk social. Semoga dengan adanya makalah ini dapatmenginspirasi pembaca.



1.2            RUMUSAN MASALAH
                         Berdarkan latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan rumusan masalah sebagai berikut.
1.      Apa yang di maksud manusia sebagai mahluk individu dan mahluk sosial.?
2.      Bagaimana interaksi sosial dan sosial dalam kehidupan manusia sebagai mahluk individu dan mahluk sosial.?
3.      Bagaimana perbedaan antara masyarakat dan komunitas.?
4.      Bagaimana dilema antara kepentingan individu dan kepentingan sosial.?

1.3            TUJUAN MAKALAH
                    Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan :
1.      Manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.
2.      Interaksi sosial dan sosialisasi dalam kehidupan manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.
3.      Masyarakat dan komunitas.
4.      Dilemma antara kepentingan individu dan kepentingan sosial.

1.4            MANFAATMAKALAH
                   Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan, baik scara teoristis maupun scara praktis. Scara teoristis maupun scara praktis. Scara teoristis makalah ini berguna sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, scara praktis makalah ini di harapkan bermanfaat bagi :
1.      Penulis, sebagai penambah pengetahuan mengeneai manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.
2.      Pembaca, sebagai media informasi mengenai manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
                   Dua sisi kemanusia yang melekat pada setiap individu yaitu manusia sebagai makhluk individu dan sebagai makhluk sosial. Sering didefinisikan nbahwa manusia sebagai makhluk sosial mempunyai arti bahwa manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan oranglain, itu artinya tidak bisa hidup sendiri. Dengan dasar kodrati yang demikian  berarti manusia di lahirkan untuk menjadi bagian dari kebulatan suatu masyarakat. Dengan demikian bahwa manusia merupakan bagian dari organisasi sosial.
                  Manusia sejak dilahirkan mempunyai dua hasrat atau keinginan pokok yaitu;
1.      Keinginan untuk menjadi satu denganmanusia lain di sekelilingnya yaitu masyarakat.
2.      Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya.
Manusia untuk dapat menghadapi dan menyesuaikan dirir derngarnr kedua lingkungan tersebut, manusia menggunakan pikiran,perasaan dan kehendaknya.
                    Organisasi sosial ( sosial organization ) didalam kehidupan manusia tersebut, merupakan himpunan atau kesatuan- kesatuan manusia yang hidup bersama. Hubungan tersebut antara lain menyangkut kaitan timbal balik yang saling mempengaruhi dan juga suatu pertanyaan, apakah setiap himpunan manusia dapat dinamakan kelompok sosial.? Untuk ituu. Di perlukan beberapa persyaratan tertentu, antara lain :
1.      Adanya kesadaran pada setiap anggota kelompok bahwa dia merupakan sebagian dari kelompok yang bersangkutan.
2.      Adanya hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggotayang  lain.
3.      Adanya  faktor yang dimiliki bersama sehingga hubungan antara mereka bertambah erat, yang dapat merupakan nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang sama, ideologi yang sama.
4.      Berstruktur berkaidah dan mempunyai pola perilaku.
5.      Bersistem dan berproses.
                   Istilah organisasi scara harfiah dapatdi artikan sebagai suatu kestuan orang – orang yang tersusun dengan teratur berdasarkan pembagian tugas tertentu. Istilah sosial berarti sgala sesuatu yang berhubungan dengan pergaulan manusia dalam masyarakat. Organisasi sosial yang merupakan gabungan dari kedua istilah tersebut dapat di artikan sebagai suatu susunan atau struktur dari berbagai hubungan antar manusia yang terjadi dalam masyarakat, dimana hubungan tersebut merupakan suatu kesatuan yang teratur. Scara luas organisasi sosial di artikan sebagai jaringan tingkah laku manusia dalam ruang lingkup yang kompleks pada setiap masyarakat. Scara ringkas organisasi sosial dapat  di  definisikan sebagai suatu rangkaian pelapisan terstruktur hubungan antar manusia yang saling ketergantungan.
                  Organisasi  sosial adalah dimana terdapat suatu struktur organisasi dan suatu faktor, yang dimiliki bersama oleh anggota – anggota kelompok – kelompok itu,sehingga hubungan antara mereka bertambah erat. Faktor – faktor itu yang terdiri darikepentingan yang sama. Politik yang sama. Hal ini merupakan  iklan yang bersifat pokok untuk jangka waktu tertentu.
                  Menurut JBAF Major Polak dalam Hari Budianto (2008) bahwa organisasi sosial  dalam arti sebagai sebuah asosiasi adalah sekelompok manusia yang mempunyai tujuan tertentu, kepentingan tertentu,menyelenggarakan kegemaran tertentu, atau minat – minattertentu. Sedangkan menurut Soerjono Soekanto organisasi sosial adalah kesatuan  - kesatuam hidup atasdasar kepentingan yang sama dengan organisasiyang tetap sebagai sebuah sosial. Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat di simpulkan bahwa organisasi sosial berdasarkan pendekatan sosiologi adalah organisasi sosial sebagai sebuah asosiasi, yaitu sekelompok manusia yang mempunyai tujuan, kepentingan, kegemaran, minat yang sama dan membentuk sebuah organisasi yang tetap.
                  Sedangkan organisasi  kemasyarakatan atau organisasi massa (ormas)  dalam pasal 1 UU No 8 Tahun  1985 tentang organisasi kemasyarakatan (ormas). Yang di maksud  dengan organisasi kemasyarakatan adalah organisasi yang di bentuk oleh anggota masyarakat warganegara republik Indonesia scara sukarela atas dasar kesamaan kegiatan, profesi, fungsi, agama, dan kepercayaan terhadap tuhan yang maha esa. Untuk berperan serta dalam pembangunan dalam rangka mencapai tujuan nasional dalam wadah Negara kesatuan republic Indonesia yang berdasarkan pancasila.
                 Organisasi sosial dalam prosesnya, terdapatproses yang dinamis, dimana hubungan antar manusisa di dalamnya senantiasa berubah – ubah, tindakan masing – masing orang terhadap orang lain selalu berulang – ulang dan terkoordinasi.  Namun demikian dalam organisasi sosial mencerminkan pula suatu pola tingkah laku yang terstruktur dalam setiap proses perubahannya. Jadi organisasi sosial, disamping sebagai suatu kondisi yang bersifat dinamis, juga sebagai kondisi yang bersifat struktural.
                Organisasi sosial angggota – anggotanya tersusun scara  sisttematis, masing – masing mempunyai status dan peranan yang bersifat formal, masing – masing memelihara dan berusaha bersama untuk mencapai tujuan bersama. Setiap  organisasi mempunyai perannya tersendiri dalam kaitannya untuk mencapai tujuannya.  Dapat diketahui sebelumnya bahwa peran adalah adanya sikap dan perilaku nilai serta tujuan  yang di harapkan dari seseorang atau kelompok berdasarkan posisinya di masyarakat. Adapun yang menjadi ciri – ciri  dari organisasi sosial adalah :
a.      Rumusan batas – batas operasinya (organisasi) jelas, organisasi akan mengutamakan pencapaian tujuan – tujuan berdasarkan keputusan yang telah disepakati bersama. Dalam hal ini, kegiatan operasional sebuah organisasi dibatasi oleh ketetapan yang mengikat berdasarkan kepentingan bersama,  sekaligus memenuhi aspirasi anggotanya.
b.      Memiliki identitas yang jelas. Organisasi akan cepat diakui oleh masyarakat sekelilingnya apabila memiliki identitas berkaitan dengan informasi  mengenai organisasi, tujuan  pembentukan organisasi, maupun tempat organisasi itu berdiri, dan lain sebagainya.
c.       Keanggotaan formal, status dan peran. Pada setiap  anggotanya memiliki peran serta tugas masing – masing sesuai dengan batasan yang telah disepakati bersama.


BABIII PEMBAHASAN
A.      Manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
                     Pada dasarnya, manusia adalah makhluk individu manusia yang meruoakan bagian dan unit terkecil dari kehidupan  sosial atau manusia sebagai makhluk sosial yang membentuk suatu kehidupan masyarakat, manusia merupakan kumpulan dari berbagai individu. Adapun uraian lebih lanjut mengenai  manusia sebagai  makhluk individu dan makhluk sosial adalah sebagai berikut :
1.      Manusia sebagai makhluk individu
                      Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh allah swt. Yang pada hakikatnya mereka sebagai makhluk inividu. Adapun yang dimaksud individu adalah  berasal dari kata in dan divided.  Dalam Bahasa inggris in  mengandung pengertian tidak, sedangkan divided artinya terbagi. Jadi  indivisu artinya  tidak terbagi atau satu kesatuan. Dalam hal ini, artimya bahwa manusia sebagai makhluk individu merupakan kesatuan ospek jasmani dan rohani atau fisik dan psikologis tersebut suda tidak menyatu lagi maka  seseorang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai individu.
                  Manusia  sebagai makhluk individu memiliki keunikan atau ciri kahs masing – masing, tidak ada manusia yang persis sama meskipun terlahir kkembar. Scara fisik mungkin manusia akan meiliki banyak persamaan namun scara psikologis akan banyak menunjukan perbedaan. Ciri khas dan perbedaan tersebut sering disebut  dengan kepribadian. Kepribadian seseorang akaan sangat di pengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungannya.
                 Kepribadian adalah kesuluruhan perilaku individu yang merupakan hasil interaksi anatara potensi – potensi bio-psiko-fisikal (fisik dan psikis) yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan, yang terungkap pada tindakan dan perbuatan serta  reaksi mental psikologisnya jika mendapat rangsangan dari lingkungan. Dia menyimpulkan bahwa faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari seseorang. Scara normal, setiap manusia memilik potensi dasar mental yang berkembangan dan dapat dikembangkan yang meliputi (1) minta (sense of interest), (2) dorongan ingin tahu (sense of curiousity), (3) dorongan ingin membuktikan kenyataan ( sense of reality) (4) dorongan ingin menyelidiki ( sense of inquiry), (5) dorongan ingin menemukan sendiri (sense of discovery). Potensi ini berkembang jika adanya rangsangan, wadah dan suasana kondustif. Jika fenomena sosial di lingkungan telah tumbuh potensi – potensi mental yang normalnya akan terus berkembang.
                Berawal dari potensi – potensi tersebut, manusia sebagai makhluk individu ingin memenuhi kebutuhan dan kehendaknya masing – masing, ingin merealsaikan dan mengaktualiskan dirinya, dalam arti ia memiliki kemampuan untuk mengembangkan potensi – potensi yang  di milikinya. Setiap individu akan berusaha semaksimal mungkin untuk menemukan jati dirinya yang berebda dengan yang  lainnya, tidak ada, manusia yang betul – bbetul ingin  menjadi dirinya sendiri sehingga dia selalu sadar akan keindividualitasnya.
             Menurut Zanti Arbi dan Syahrun (Sadulloh 2009:810 menyatakan bahwa setiap orang bertanggung jawab atas dirinya, atas pikiran, persaan, pilihan, dan perilakunya. Orang yang betul- betul manusia adalah orang yang bertanggung jawab penuh. Tidak ada orang  lain yang mengambil alih tanggung jawab dalam hidupny. Kata hatinya adalah kata hatinya sendiri.
             Adapun dalam hal ini sebagai pendidik baik orang tua maupun guru kita harus  memahami bahwa anak memiliki potensi untuk berkembang yang ingin menjadi pribadinya sendiri. Anak dalam perkembangannya akanmemperoleh pengaruh dari  luar, baik yang disengaja ataupun yang tidak disengaja, tetapi anak akan mengambil jarak terhadap pengaruh – pengaruh tersebut. Dia akan memilihnya sendiri. Pengaruh tersebut akan dia olah scara pribadi, sehingga apa yang dia terima akan merupakan bagian dari dirinya sendiri sehingga anak menjadi pribadi individu yang berbeda dan tidak sama dengam yang lainnya. Selain itu, pendidik harus sadar bahwa anak bukan satu satunya manusia yang berhak untuk mendidikanak tersebut. Pendidikan atau menuruti sgala kehendaknya , karena dalam diri anak ada suatu prinsip pembentukan dan pengembangan yangditendtukan oleh dirinya sendiri.
2.      Manusia sebagai makhluk sosisal
                  Menurut kodratnya manusia selain sebagai makhluk individu, mereka juga  merupakan makhluk sosial. Adapun yang di maksud istilah sosial menurut adalah “ sosial “ berasal dari  akar kata Bahasa latin socius, yang arinya berkawan atau masyarakat . sosial memiliki arti imum yaitu kemasyarakatan dan dalam arti sempit mendahulukan kepentingan bersama atau masyarakat. Adapun dalam hal ini yang di maksud manusia sebagai makhluk sosisal, manusia selalu hidup bersama dengan manusia  lainnya. Dorongan masyarakat yang  dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan  sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Seperti kita ketahui  bahwa sejak bayi lahir sampai usia teretntu manusia adalah makhluk yang tidak berdaya, tanpa bantuan orang – orang disekitar ia tidak dapat berbuat apa –apa dan untuk kebutuhan hidup bayi sanagat tergantung padaluar dirinya seperti ia orang tuanya khususnya ibunya. Bagisi bayi keluarga merupakan segitiga abadi yang  menjadi kelompok sosial peretama  dikenalnya. Pada  perjalanan  hidup yang selanjutnya keluarga akan tetap menjadi kelompok pertama tempat meletakan dar kepribadian dan proses pendewasaan yang  di dalamnya selalu terjadi “sosiolosasi” untuk  menjadi manusia yang mengetahui pengetahuan  dasar, nilai – nilai, normasosial dan etika – etika pergaulan.
                   Manusia dapat di katakana makhluk sosial  karena pada dirinya terdapat dorongan untuk berhubungan atau berinteraksi dengan orang lain, dimana terdapat kebutuhan  untuk mencari berteman dengan orang lain yang sering didasari atas kesamaan ciri ataua kepentingan masing – masing. Manusia juga tidakakan bisa  hidup sebagai manusia  kalau tidak hidup ditengah – tengah manusia. Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa  berjalan dengantegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomusikasi atau bicara, dan bisamengembanagkan seluruh potensi kemanusiaannya,  makhluk sosial adallah makhluk yang terdapat dalam beragam  aktivitas dan lingkungan sosial. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena beberapa alasan :
a.      Manusia tuduk pada aturan, norma sosial.
b.      Perilaku manusia mengharapkan suatupenilaiaindan orang lain
c.       Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.
d.      Potensi manusia akan berkembang  bila ia hidup di tengah – tengah manusia.
B Interaksi sosial dan sosialisasi dalam kehidupan  manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
                Manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupan sehari – harinya pasti membjutuhkan orang lain. Proses interaksi  dan sosialisasi selalu terjadi kapan dan imanaoun manusia itu berada. Terjadi kapan dan dimanapun manusia itu berada. Dallam hal ini bentuk interaksi sosial sangat bermacap – macam pola sosilisasi pun ada bermacam – macam. Untuk lebi jelasnya uuraian mengenai interaksi sosial dan sosialisasi adalah sebagi berikut :
1.      Interaksi sosial
                 Manusia dikenal sebagai makhluk individu dan makhluk sosial karena manusia sebagai individu saling membutuhkan dan saling berinteraksi dengan manusia atau individu lainnya. Oleh sebab itu manusia sebagai makhluk sosial sangat membutuhkan orang lain pada hidupnya untuk salig memberi, menolongn dan melengkapi satu sama lain. Adapun pngertian interaksi sosial menurut effendi (2010:46) adalah kata interaksi berasal dari kata inter dan acyion.  Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik saling mempengaruhi antar  individu, kelompo social, dan masyarakat. Dalam hal ini berarti bahwa manusia dalam kehidupan sehari – harinya tidak lepas dari hubungan dengan manusia lainnya. Interaksi juggaberarti bahwa  setiap manusia saling berkomunikasi dan mempengaruhi bisa dalam pikiran maupun tindakan. Menurut Gillindan dan Gillin (Effendi, 2010:46) menyatakan bahwa interaksi sosial adalah hubungan – hubungan antara orang – orang scara individu, antar kelompok, orang , dan orang perorangan dengan kelompok. Dalam hal  ini interaksi sosial bisa dilakukan oleh orang  perorangan, bisa oleh kelompok, juga bisa perorangan dengan kelompok. Interaksi sosial dimuali dari hal  yang terkecil yaitu saling menegur, menyapa, berjabatangan, saling berbicara dan lain -  lain bahkan dalam pertengkaran atau perkelahianpun  termasuk  interakksi sosial. Faktor yang pertama dalah  imitasi, imitasimerupakan  proses peniruan. Kita sebagai makhluk sosial selalu  membutuhkan orang lain termasuk dalam  hal meniru perilalu orang lain yang positif bagi kita. Peniruan sudah dilakukan pada rentan anak usia dini. Anak usia dini merupakan peniru yang ulung, mmaka dari itu sikap dan perilaku setiap orang dewasa perlu  dijaga dan diperhatikan agar peniruanyang dilakukan anak usia dini bersifat positif. Pada proses peniruan ini mudah berubah –ubbah karena perkembangan teknologi didunia ini berlangsung scara global  dan sangatcepat. Yang kedua yaitu sugesti, sugesti adalah suatu proses dimana seoranng individu seorang individu menerima pendapat atau pandangan dari orang lain tanpa adanya kritik terlebih dahulu. Sugesti merupakanpengaruh psikis yang dating dari dirinya sendiri maupun orang lain. Orang akan mudah menerima sugesti dari orang lain ketika seseorang sedang ada paadakondisi  yang dilematis. Dalam hubungan interaksi sosial, asti imitasi dan sugesti hamper sama perbedaanya adalah dalm imitasi  seseorang mengikuti atau meniru orang lain, sedangkan padasugesti  seseoarang memberikan pandangan atau pendapat menurut dirinya dan diterima oleh orang lain. Yang ketiga yaitu identifikasi , dalam psikologis identifikasi berarti  dorongan untuk menjadiidentikatau dorongan untuk menjadi sma dengan orang lain, bbaik scara lahir maupun batin. Faktor yang kesempat yaitu  simpati, simpati yaitu perasaan yang timbul pada orang lain atas daasar penilaian menurut perasaan di dalam dirinya.
2.      Bentuk interaksi sosial
          Ada beberapa bentuk interaksi sosial yaitu kerja sama (cooperation), persaingan (compettion), dan pertentangan (conflict). Menurut Gillin dan Gilin bentuk kerja sama dibagi dalam dua proses yang didalamnya terdapat bentuk – bentuk khusus. Yang pertama yaitu proses asosiatif  terdiri dari 2 bentuk khusus yaitu akomedasi dan asimilasi. Yang kedua yaitu proses disosiatif, disosiatif terdiri dari tiga bentuk khusuya yaitu persaingan (competition), kontraversi (contravention), dan pertenangan (conflick).
a.      Bentuk interaksi asosiatif
1)      Kerjasama (cooperation)
                  Kerjasama merupakan salah satu bentukinteraksi sosial yang sering terjadi dimasyarakat pada umumnya. Kerja sama menggambarkan sebagian besar bentuk interaksi sosial. Dan setiap bentuk interaksi sosial dappat ditemukan ppada setiap kelompok manusia. Kerjasama timbul karena orientasiorang perorsangan terhadapkelompoknya atau kelompok yang lainnya. Ada tiga bentuk kerjasama yang biasa dilaksanakan yitu :     
a)      Bargaining, yaitu pelaksanaan kerjasama atau perjanjian antara dua organisasi atau lebih mengenai pertukaranbarang jasa.
b)      Cooperation, yaitu penerimaan unsur baru dalam kepemimpian atau dalam pelaksanaan politik dalam suatu organisasi, sebagai salah satu cara untuk menghindari kegoncangan dalam stabilitas organisasi tersebut.
c)      Coalition, yaitu kombinasi antar dua organisasi atau  lebihyang mempunyai pandangan dan tujuan yang sama.
d)      Akomodasi (accommodation)
                 Dalam intersksi sosial, istilah akomodasi berarti suatu kenyataan adanya keseimbangan dalam interaksi orang perorangan  dan kelompok manusia sehubungan dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Ada beberapa bentuk akomodasi,  diantaranya :
a)      Coertion  adalah bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksankan karena adanya suatu paksaan. Contohnya
b)      Compromise adalah salah satu bentuk akomodasi dimana puhak yang terlibat perselisihan mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan tersebut. Contohnya
c)      Arbitration adalah suatu cara untuk mencapai compromise apabika pihak yang beselisih tidak sanggup untuk mencapainyasendiri. Contohnya
d)      Mediation cara untuk mencapai penyelesaian dalam perselesihan dengan cara menghadirkan orang ketiga yang netral dalam soal perselisihan yang ada . contohnya dalam siding perceraian.
e)      Conciliation adalah usaha untuk mengabulkan atau mempertemukan keinginan pihak yang berselisi agar tercapainya suatu persetujuan bersama. Contohnya
f)       Tolerantion adalah bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal. Contohnya toleransi dalam beribadah.
g)      Stelamate adalah suatu akomodasi dimana pihak yang berkepentigan mempunyai yang seimbang, berhenti pada titik tertentu dalam melakukan pertentangan. Contohnya
h)      Adjudication adalah perselisihan perkara atau sengketa dipengadilan.
b.      Bentuk interkais disosiatif
1)      Persaingan (competition)
                 Persaingan merupakan bentuk interaksi sosial yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk memperoleh keuntungan tertentu baik bagi dirinya maupun kelompoknya dengan cara  menarik perhatian atau mempertajam prasangka yang telah ada tanpa  menggunakan kekerasan.
2)      Kontrovensi  (contravention)
                  Kontra versi adalah perasaan yang menggojak  yang ada pada diri seseorangyang ditandai  oleh adanya ketidak pastian  dalamdiri seseorang, perasaan tidak suka yangdisembunyikan  dan kebencian  terhadap  orang lain. Tapi gejala -  gejalatersebut tidak samapai menimbulkanpertentangan atau pertikaian.
3)      Pertentangan (conflict)
                   Pertentangan merupakan suatu bentuk interaksi individu atau kelompok sosial yang berusahauntuk mencapai tujuannyya dengan cara menentang pihak yang lain atau pihak yang menghalangi dengan ancaman atau tindakan kekerasan. Bentuk – bentuk pertentangan di bagi beberapa macam, antara lain :
a)      Pertentangan priadi, yaitu pertentangan yang di lakukan oleh antar individu.
b)      Pertentangan  rasional, yaitu pertentangan yang ditimbukan oleh adanya perbedaan ras.
c)      Pertentangan kelas sosial, yaitu perbedaanyang ditimbulkan karena adanya perbedaan kepentingan  anatar kelas sosial.
d)      Pertentangan politik, yaitupertentangan yang bisanya terjadi di antara partai – partai politik untuk mencapai keinginannya.
3.       Sosialisasi
    Sosialisasi  sangat erat kaittannya terhadap ,manusia sebagai makhluk sosial.    
makhluk sosial kita harus senantiasa hidup bersosial dengan orang lain agar dapat saling membantu, melengkapi, dan mencapai tujuan hidup kita. Menurut barger  (effendi, 2010:49) mendefinasikan  sosialisasi sebagai “a  process  by of society” yaitu suatu proses dimana seoranganak belajar  menjadiseorangg anggota yang   berpartisipasi  dalam masyarakat. Dalam hal ini jelas dikatakan bahwa  proses sosialisasi dimulaidari sejak anak usia dini hingga usia seseorang berakhir. Proses sosialisasi terus dilakukan selama kita masih hidup hidup dan masih membutuhkan orang lain. Jadi dapat di simpulkan bahwa sosialisasi adalah proses  dimana seseorangdapat berinteraksi dan berpasrtisipasi dengan masyarakatyang ada di sekitarnya.
          Setiap orang harus mempelajari peranan – peranan yang adadallam masyarakat. Seseorang belajar memhami apa pernan dirinya yang harus di jalankan dalam masyarakat dan apa  peranan orang lain yang ada didalam masyarakat maka timbullah proses interaksi  sosialdengan orang lain. Menurut teori George Mead menjelaskan diri manusaia dalam berinteraksi di bagi dalam beberapa tahap yaitu : ppaly stage, game stage, dan tahap generalized other.
           Tahap pertama yaitu  play stageterjadi pada anak usia dini. Pada tahap ini anak mulia menirukan apa yang dilakukan oleh orang disekelilingnya terutama orangtuanya. Ia mulai menirukan apa yang biasa di lihatnya sehari – hari. Contohnya dalam bermain anak terkadang bermain peran yang dijalankansebagi ibu atau ayah dalam kehhidupannya sehari – hari. Nnamun pada tahap ini anak belum mengertimemahami peranan – peranan yang ditirunya. Tahap kedua yaitugame stage, pada tahap ini anak sudah mengetahui peranan yang harus dijalankannya dan juga anak telah mengetahui peranan yang harus dijalankan oleh orang lain. Contohnya dalampertandinggan sepak bola. Ketika anak menjadi kipper ia mengetahui tugasnya adalah menjagaagar gawangnya  tidak termasuki bola oleh lawannya.  Dan ia juga mengeteahui peran temann – teman nya dan peran tim lawan.ia juga mengetahui peran wasit, hakim garis, pelatih dan  lain sebagainya. Tahap ketiga yaitu generalized  other, pada tahap ini seseorang sudah mampu mengambil peranan yang di jalankanorang lain dalam masyarakat. Ia telah mampu berinteraksi dengan orang lain dan memahami dengan  orang lain dan memahami dengan siapa ia berhadapan dan berinteraksi. Contohnya ketika ia menjadi seorang anak ia mampu memahami peran yang dijalankan orang tuanya. Ketika ia jadi siswa ia mampu memahami peran yang di jalankan oleh gurunya. Ketika ia jadi karyawan ia mampu memahami peran yang di lalukakn atasanya dan lain sebagainya. Dari  ketiga tahap tersebut terlihat jelas bahwa diri seseorang terbentuk karena adanya interaksi sosial.
             Setiap makhluk hidup pasti sangat membutuhkan proses soalisasi , baik itu dimuali dari anak usia dini sampai dewasa bahkan sosialisasi berjalan seumur hidup. Apa yang terjadi  jika sejak usia dini anak tidak mengalami sosialisasi ? pati anak tidak akan menjadi manisia seutunya, karena kemampuan sesorang untukberperan sebagai anggota masyarakat  sangat tergantung pada proses sosialisasi. Ketika seseorang tidak mengalami sosialisasi maka yang terjadi adalah orang itu tidak dapat berinteraksi dengan oranglain. Contohnya banyak ditemukan anak – anak yang terllantar di hutan dan di besarkan oleh hewan atau yangdi sekap oleh orang tuanya sejak kecil. Meraka tidak bisa bersosialisasi dengan baik. Mereka cenderung bagimana berprilaku seperti hewan, mereka tidak dapat berbicara, tidak dapat berpakian bahkan tidak dapat tertawa atau menangis. Ketika anak – anak itu di selamatkan dan diberi terapi seperti manusia umumnya, meraka perubahan pada diri mereka untuk menjadi  manusia seutuhnya namun kemampuan meraka tidak akanmampu menyamai kemampuan anak lain yang sebaya dengannya, akrena kemampuan – kemampuan tertentu hanya dapat diajarkan pada perode tertentu dikehidupan anak. Bila tersebut tidak akan berhasil atau hanya berhasil untuk sebagian kecil saja. Mereka juga tidak akan menjadi manusia seutuhnya karena mereka tidak pernah tersosialisasi scara wajar dan mereka cenderung meninggal dengan usia muda.
              Sosialisasi dilalukakan oleh semua individu yang bersosial. Ada beberapa  pihak  yang membantu melaksanakan sosialisasi yaitu keluarga, kelompok bermain media massa dan system pendidikan. Peran agen utama yaitu orang tua  merupakan oeran pentiing bagi anak untuk bersosialisasi orang tua merupakan awal dimana  kita melakukan interaksi dengan dunia pertama kita. Keluargamerupakan pendidik yang  pertamadan yang paling utama dalam hal pertumbuhan danperkembangan anak begitupun dengan perkembangan sosialisasi mereka.maka orang tua hendaknya mengoptimalkan proses sosialisasi pertama untuk anak. Kelompok bermain juga tidak kalah pentingnya  dengan orang tua.melalui kelompok bermain anak mulai bisa belajar bersosialisasi scara umum.  Bagaimana ia berinteraksi dengan teman sebayanya bagaimna ia meneyelesaikan suatu permasalahan dalam berinteraksi dengan temannya dan juga bagaimana ia bisa  memilih  teman yang sejalan dengannya. Agen yang ketiga teman yang sejalan dengannya. Agen yang ketiga  yaitu media massa. Media massasangat erat  kaitannyadengan teknologi yang makin maju  danberkembang. Media massa pun sangat penting untuk sosialisasi  dengan hal – hal yangterjadi di sekitar kita
4.      Bentuk dan pola sosialisasi
a.      Bentuk – bentuk sosialisasi
          Sosialisasi merupakan salah satu bentuk manusia dalam mempertahankan interaksi dengan lingkungannya. Proses ini berlangsung sepanjang hidup manusia. Bentuk sosialisasi di bedakan menjadi dua yaitu sosialisasi primer dan sekunder. Sosialisasi primer  adalah sosialisasi pertama yang dilakukan olehh seluruh individu sejak ia kecil. Sosialisasi primer tidak ada proses idenifikasi dan padamassa inilah dunia pertama anak terbentuk. Sosialisasi primer berakhir ketika konsep tentang orang lain  pada umumnya telah terbentuk dantertanamdalam kesadaranindividu. Pada titik ini ia merupakan anggota efektif masyarakat. Yang kedua adalah proses berikutnya yang memperkenalkan individu yang telah disosialisasi ke dalam sector batu dari dunis objek masyarakat. Apabila sosialisasi ini tidak berjalan makan akan menimbulkandampak yaitu pengetahuan yang  dimiliki akan sangatt sederhana.
b.      Pola sosialisasi
          Pada dasarmya ada dua pola sosialisasi, yaitu pola repsesi (kekerasan/hukuman)  dan pola partisipasi. Sosialisasi, menggunakan pola resepsi menekankan pada   penggunaan hujuman atau kekerasan apabila terdapat dan melakukan kesalahan. Adapun ciri – ciri lain dalam penggunaan proses resepsi yaitu penggunaan materi dalam hukuman dan imbalan, penekanan terhadap orang tua, penekanan terhaap komunikasi satu arah non verbal dan berisi perintah, sosialisasi terhadap orang tua dankeinginan otang tua lain – lain sosialisasi scara partisipasi merupakkan pola yang didalamnya anak diberi imbalan ketika ia berlaku baik, hukuman dan imbalan berupa symbol, anak diberi kebebasan, komunikasi bersifat lisan, anak menjadi pusat sosialisasi, kebutuhan dianggap sangat penting dan lain sebagainya.
C.      Mayrakat Dan  Komuikasi
         Dalam kehiduppan sebagai makhluk individu dan sosial ,manusia selalu berhubungan dan tidak dapat lepas, manusia selalu berhubungan dan tidak  dapat lepas dengan masyarakat dan komunitas. Sering kali  penggunaan kedua istilah tersebut tertukar dalam penggunaany, padahal pada hakikatnya kedua istilah tersebut tidaklah sama. Terdapat perbadaan mendasar anatara kedua konsep  tersebutt, dan untuk mengetahui lebih lanjut, berikut akan penulis sajikan beberapa devinisi  masyarakat dan komunitas menurut para ahli sebagai berikut.
1.      Masyarakat
                Krech, Crutchfield, dan Ballachey mengggemukakan devinisi masyarakat sebagai “a society is that it is an organized  collectivity  of interacting  peoplewhose  actives become centered  arounda set of common goals,and who tend to share common beliefs, attitudes, and of action.” Dari devinisi tersebut dapat di Tarik kesimpulan unsur – insur yang ada dalam  masyarakat adalah kolektivitas interaksi mannusia  yang terorganisasi, kegiatnnya yang terarah pada sejumlah tujuan yang sama, memiliki kecenderungan untuk memilikikeyakinan, siikap, dan bentuk tindakanyang sama. Dalam hal ini ,  interaksi dan tidakan itu  tentu saja  interaksi serta tindakan sosial.
              Menurut konsep di atas,karakteristik  dari  masyarakat itu adalah adanya sekolompok manusia yang menunjukan perhatian bersama  sacara mendasar, pemeliharaan kekekalan bersama, perwakilan  manusia menurut sejenisnya  yang berhubungan satusama lain scara  berkesinambungan. Dengan semikian, relasi manusia sebagai suatu bentuk masyarakat itu tidak terjadi dalam waktu yang singkat, melainkan scara berkesinambungan  dalam waktu yang relatifcukup lama. Dari beberapa devinisi di atas dapat di simpulkan  bahawamasyarakat  merupakan kelompok atau kolektivitas, manusia yang melakukan hubungan, bersifat kekal, berlandasan perhatian dan tujuan bersama, serta melakukan jalinan scara berkesinambungan  dalam  waktu yang relative lama yang menempati  kawasan tertentu.
2.      Masyarakat setempat/komunitas
                 Masyarakat  setempat  atau komunitas merupakan bagian kelompok dari masyarakat dalam lingkup yang lebih  kecil, serta ikatan kebersamaan yang kuat dan terkait tempat. Adapun menurut Prof.Dr  Soerjono Soekanto istilah communitydapat diterjemahkansebagai masyarakat setemapat, istilah ini menunujuakan pada warga  - warga sebuah desa, sebuah  kota, susku atau suatu bangsa. Apabila anggota – anggota suatu kelompok  hidup bersama sedemikian rupa sehingga mereka mersakan bahwa kelompok tersebut dapat memenuhi kepentingan – kepentingan hidup yang utama, maka kelompok tadi dapat disebut masyarakat setempat, intinya mereka menjalin hubungan sosial. Dari uaraian diatas dapatdisimpulkan bahwa masyarakat setempat adalah suatu  wilayah kehidupan sosial yang di tandai oleh suatu wilayah  kehidupan sosial yang ditandai oleh suatu derajat hubungan social yang tertentu, jadi dasar-dasardari masyarakat setempat adalah lokalitas atau wilayah, perasaan  sepenanggungan dan hubungan sosial tertentu yang merupakan persaan saling ketergantungan. Dari uraian  diatas, dapat disimpulkan bahwa devinisi masyarakat dengan asyarakat setempat/komunitas. Devinisi msayarakat  sifatnya lebihumum dan lebih luas, sedangkandevinisi masyarakat setempat lebih terbatas dan juga dibattasi oleh area kawasan serta sejumlah warganya. Ditinjau dari aktifitas hubungannya dan persatuan lebih erat masyarakat setempat dibandingkan dengan masyarakat. Lebih lanjut dalam kehidupan masyarakat, Ferdinand Tonnies menggemukakan pembagian    masyarakat gamaincahaft dan gaselshaft. Masyarakat gamain chaft atau disebut juga paguyuban adalah kelompok masyarakat dimana anggotanya sangatterikat  scara emosional dengan yang lainnya dan biasanya cenderung sebagai refleksi masyarakat pedesaan. Sedangkan masyarakat gaselshaft atau patembayan ikatan – ikatan dianatara anggota – anggotanya kurang kuat dan bersifatrasional, biasanya cenderung sebagai refleksi masyarakat perkotaan.
D.     Dilema antara kepentigan individu dan kepentingan sosial
               Manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial selalu terdiri dari dua kepentingan, yaitu ke pentingan individu yang termasuk kepentingan keluarga,kelompok atau golongan dan kepentingan masyarakat yang termasuk kepentingan rakyat. Dalam manusia, kedua lepentingan itu satu sama lain tidak dapat di pisahkan. Apabaila salah satu kepentingan tersebut hilanng dari diri manusia, akan terdapat satu manusia yang tidak bisa membedakan suatu kepentingan masyarakat yang dihilangkan dari diri manusia banyak timbul masalah kemasyarakatan contohnya korupsi. Inilah yang menyebabkan kebingungan atau dilemma manusia jika mereka tidak bisa membagi kepentingan individu dan kepentingan individu dan kepentingan masyarakat. Persoalan pengutamaan kepentingan individu atau masyarakat ini memunculkkan dua pandangan yang berkembang menjadi paham/aliran  bahkan ideology yang dipegang oleh sesuatu kelompok masyarakat. Adapun ariska  mengemukakan dua pandangan yaitu pandangan individualism dan pandangan  sosialiseme. Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut kami sajikanuraian  berikut :
1.      Pandangan individualism
 Individualism berpangkalan dari konsep bahwa.  Manusia pada hakikiatnya adalah manusia
Makhluk individu yang bebas. Paham ini memandang manusia makhluk pribadi yang utuh dan lengkap terlepas  dari manusia yang lain. Pandangan individualism berpendapatan bahawa kepentingan idivulah yang harus diutamakan. Menjadi sentral individualism adalah kebebasan seoranga individu untuk merelasisasikan dirinya. Paham individualism meghasilkkan ideology liberalism. Pahamini bissa disebut juga ideology individualism liberal.
       Paham individualism liberal muncul di eropa arat (bersama paham sosialisme) pada abadke 18-19 yang dipelopori oleh Jeremy  Betham, John Stuart Mill , Thomas Hobben, Jhon  Locke, Rousseau, dan Montesquieu,beberapa prinsip yang dikembbangkan ideology liberalism adalah sebagai berikut.
a.      Penjaminan hak milik perorangan. Menurut paham ini, pemilikan sepenuhnya berada  pada pribadi dan tidak berlaku hak milik berfungsi sosial, mementingkan diri sendiri atau kepentingan individu yangbersangkutan.
b.      B. pemberiankebebasan penuh pada individu. Persaingan bebas untuk mencaapai kepentingan masing – masing. Kebebasan dalam rangka pemenuhan kebutuhan diri bisa menimbulkan peraingam dam dinamika kebebasan antar individu. Menurut paham liberalism , kebebasan anatar individu. Menurut pahamliberalisme, kebebasan anatar individu tersebut bisa diatur melalui penerapan hokum. Jadi, Negara yangmenjamin keadilan dan kepastian hokum mutlak di perlukan dalam rangka mengelola kebebasan agar tetap menciptakan tertinya penyelengaraan hidup bersama.
2.      Pandangan sosialisme
Paham sosialisme  ditokohi oleh Robert Owen dari inggris (1771-1858), Lousi Blanc, dan
Proudhon. Pandangan ini menyatakan bahwa kepentingan masyarakatlah yang diutamakan. Kedudukan individu sebagai hak dasar hilang. Hak – hak individu timbul karena keanggotaanya dalam suatu komunitas atau kelompok .
         Sosialisme adalah paham yang mengharapkan terbentuknya masyarakat yang adil, selaras, bebas, dan sejahtera bebas dari penguasaan individu atas hakmilik dan alat – alat produksi . sosialisme muncul dengan maksud kepentingan masyarakat scara keseluruhan terurama yang tersisish olehsystem lieralisme, mendapat keadilan, kebebasan, dan kesejahteraan. Untuk meraih hal tersebut sosialisme berpandangan bahwa hak – hak individu harus di letakkan dalam kerangka kepentingan masyarakat yang lebih luas. Dalam sosialisme yang radikal/ekstem (marxisme/komunikasi) cara untukmeraih hal itu adalah dengan menghilanngkan hak pemilikandan penguasaan alat – alat produksi oleh perorangan. Paham marxisme/komunikisme dipelopori oleh karl marx (1818-1883).
        Paham individualism liberal dan sosialisme saling bertolak belakang dalam memandang hakikiat  manusia. Dalam memandang hakikat manusia. Dalam declaration of independent amerika serikat 1776, orientasinyya lebih ditekankan pada hakikat manusia sebagai makhluk individu yang bebas merdeka, manusia adalah pribadi yang memiliki karkatb dan martabat yang luhur, sedangkan dalam menifesto komunisme karl marx dan angels. Orientasinya sangat menekankan pada hakikat manusia sebagai makhluk sosial semata.menurut paham ini manusia sebagai makhluk pribadi yang tidak dihargai. Pribadi dikorbankan untuk kepentingan Negara.
      Dari kedua paham tersebut terdapat kelemahannya masing – masing individualism liberal dapat menimbulkan ketidak adilan,berbagi bentuk tindakan tidak manusiawi, imperialism, dan koloniallisme, liberalism munngkin membawa manfaat bagi kehidupan politik, tetap tidak dalam lapangan ekonomi dan sosial, sosialisme dalam  bentuk yang ekstrim tidak mennghargai manusia sebagi pribadi  sehingga bbisa merendahkan sisi kemanusiaan. Dalam Negara komunis mungkin terjadi kemakmuran,  tetapi kepuasan rohani  manusia belum tentu terjamin.
          Negara Indonesia yang berfilsafahkan  pancasila, hakikat manusia dipandang memiliki sifat pribadi sekaligus sosial scara seimbang. Menurut filsafat pancasila, manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial, yang scara hakikat bahwa kedudukan manusia sebagai makhluk individu sekalgus makhluk sosial. Bangsa  Indonesia memiliki prinsip penempatan kepentingan bersama diataskepentingan pribadi dan golongan. Demi kepentingan  bersama tidak  dengan mengorbankan hak – hak dasar setiap warga Negara.
BAB IV PENUTUP
4.1                        KESIMPULAN
1.      Manusia sebagai makhluk individu artinya manusia merupakan satu kesatuan antara jasmani dan rohani, seseorang dikatakan sebagai individu apabila kedua unsur tersebut  menyatu dalam dirinya.
2.      Selain sebagai makhluk individu juga, manusia adalah makhluk sosial. Salah satunya di karenakan pada diri manusia ada dorongan untuk berhubungan atau berinteraksi dengan orang lain yang satu sama lain saling  membutuhkan. Untuk menjadi pribadi yang bermakhluk sosial, yaitu suatu prosesdimana seseorang belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat.
3.      Adapun yang dimaksud masyarakat setempat  atau komunitas berbeda dengan masyarakat – masyarakat sifatnya lebih umum dan lebih luas, sedang masyarakat setempat lebihh terbatas dan juga dibatasi oleh kawasan tertentu namun ditinjau dari akktivitas hubunganya dan persatuannya lebih erat pada masyarakat setempat dibandingkan dengan masyarakat.
4.      Manusia sebagai individu dan makhluk sosial selalu di hadapkan oleh dua kepentingan yaitu kepentingan individu dan sosial. Persoalan pengutamaan kepentingan individu  atau masyarakat ini memunculkan  dua pandangan yang berkembang yaitu  pandangan individualism  dan pandangan sosialismetebetulnya kedua kepentingan tersebut tidak dapat dipisahkan dan bukanlah pilihan


4.2                         SARAN
Sejalan dengan kesimpulan diatas,penulis merumuskan saran sebagai berikut :
1.      Setiap individu hendaknya sadar bahwa meraka adalah sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, sehingga mereka mampu menghargai satu sama lain dalam arti tidak mengambil hak orang lain ketika bertindak sebagai makhluk sosial dan sebaliknya.
2.      Dalam upaya pendidikan hendaknya para pendidik harus menghormati keindividualitasan karakteristik, keunikan dan kepribadian anak. Pendidikan tidak boleh memaksa anak untuk mengikuti dan menuruti sgala kehendaknya, karena dalam diri anak ada suatu prinsip pembentukan dan pengembangan yang di tentukan oleh dirinya sendiri.
3.      Pembentukan prosessosialisasi pada anak dalam interaksi sosial hendaknya harus disukung oleh semua pihak. Keluarga, lingkungan masyarakat juga tenaga pendidikan harus membantu menstimulasinya.
4.      Kkeksempatan berinteraksi akan sangat dibutukan oleh anak dalam bersosialisasi dengan orang lain. Hendaknya kita sebagai calon guru dan calon ibu harus sadar bahwa pem,beritahuan, pemberian contoh pembiasaan sangat pengting  dan dibutuhkan dalam bersosialisasi dengan orang lain di masyarakat.

4.3            DAFTAR PUSTAKA
Effendi,R. dan Setiadi, E.M 2010.pendidikan lingkungan,sosial,budaya dan teknologi.Bandung;UPI Press

Tidak ada komentar:

Posting Komentar